Kamis, 11 September 2014

ISO 9001 Quality Management System (Sistim Manajemen Mutu)

Hari Pertama

ISO 9001 Quality Management System (Sistim Manajemen Mutu)



ISO 9001 adalah suatu standard yang diterbitkan oleh International Organization 
for Standardization, yang lebih popular dengan singkatan ISO untuk Standar Sistim
Manajemen Mutu (Quality Management System). ISO 9001 adalah dasar (basic)
fondamental manajemen yang dapat diterapkan disemua bidang usaha.


Metode pendekatan ISO 9001 menggunakan pendekatan peroses ( Process Approach), pendekatan sitem (system approach) serta menggukan pola Plan - Do - Check Action (PDCA), Serta oerbaikan yang berkesinambungan (Continual Improvment) 

       ISO 9001” mencakup mengenai:

  1. 8 Prinsip Manajemen Mutu, sebagai persyaratan-persyaratan dasar
  2. Persyaratan prosedur-prosedur yang wajib terdokumentasi
  3. Manual Mutu, Policy dan Target Kinerja tiap-tiap bagian di perusahaan
  4. Evaluasi terhadap pemasok (barang / jasa) secara periodik
  5. Kalibrasi terhadap alat ukur yang dipakai untuk menjamin keakurasian alat tersebut
  6. Monitoring terhadap kepuasan pelanggan secara periodik
  7. Audit Mutu Internal sebagai tool dalam memantau penerapan sistim secara internal
  8. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan untuk setiap penyimpangan yang ditemukan
  9. Tinjauan Manajemen sebagai tool dari pimpinan untuk perbaikan yang berkesinabungan (continual improvement) 
        Hari Kedua

       Sistim Dokumentasi yang Efektif berdasarkan ISO 9001

Sistim Dokumentasi sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan
penerapan suatu sistim manajemen dan audit (internal dan ekternal) di perusahaan. 
Manajemen Dokumentasi yang tertata, mulai dari: Prosedur-prosedur (SOP), Instruksi
Kerja (IK), record-record (catatan hasil pekerjaan/ pemeriksaan) termasuk “Daftar
Perundang-undangan dan Peraturan – peraturan” yang terkait harus di pelihara dan
diperbarui setiap saat.

.      “Sistim Dokumentasi ISO 9001” mencakup mengenai:
1.     Akses dan keterkinian Perundang-undangan dan Peraturan–peraturan yang Terkait
2.    Sistim Pengontrolan Prosedur-prosedur (SOP), Instruksi Kerja (IK), Formulir-formulir dan checklist-checklist  terkait
3.     Pendistribusian dan sosialisasi Dokumen Terbaru (Perundang-undangan, Peraturan
peraturan, Prosedur-prosedur, Formulir dan checklist terkait)
4.     Penataan (manage) Catatan Mutu (record) sebagai bukti pelaksanaan dan penerapan standar manajemen yang efektif ditempat kerja


Hari Ketiga

          Quality Management Representative ISO 9001

Membahas bagaimana peran seorang Wakil Manjemen Mutu (Quality Management
Representative) dalam didalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja masing-masing
divisi di organisasi

1.    Konsep mutu dalam proses sehingga menghasilkan produk yang bermutu
2.    Secara ringkas membahas mengenai persyaratan-persyaratan standar ISO 9001
3.    Prinsip-prinsip dasar Manajemen Mutu
4.    Audit Mutu Internal sebagai nilai tambah dalam memelihara sistim
5.    Projek manajemen untuk memperbaiki mutu


Pelaksanaan   :  6 - 8 oktober 2014

Biaya Invstasi : Rp. 5.000.000
                          ( Early Bird (H-7) : Rp. 4.300.000)

·                   Training dimulai pukul 09.00 – 17.00

·                   bertempat di Menara Kadin Lt. 30 

·                   

Sabtu, 02 April 2011

Jasa Training Komunikasi| @ Universitas Bunda Mulia "Memahami tehnik negosiasi dalam bisnis"

Jasa Training Komunikasi
 Hari Jumat 31 Maret, Trainers Management Indonesia berkesempatan sharing di Universitas Bunda Mulia. Acara yang diselenggarakan dalam rangka pelatihan Management ini merupakan ajang bagi para mahasiswa untuk belajar tentang bagaimana berorganisasi dan bernegosiasi secara baik dan benar.

Dalam kesempatan tersebut, Trainers Management Indonesia memberikan pelatihan dengan materi Negosiasi dalam bentuk permainan negosiasi. Pelatihan permainan negosiasi bertujuan memberikan pemahaman secara langsung kepada mahasiswa peserta pelatihan dengan cara yang paling mudah di pahami. Interaksi antar mahasiswa dalam pelatihan permainan negosiasi ini membuat suasana di dalam ruang pelatihan menjadi semakin menarik dan tidak melulu teoritis.

Pelatihan di awali dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya melakukan perubahan dan mengapa harus berubah. Memberikan pemahaman tentang pentingnya berubah menjadi salah satu point penting dalam pelatihan ini, keberadaan mahasiswa yang masih di zona nyaman, membutuhkan perhatian khusus dan support dari Universitas agar mahasiswa mau aktif dalam setiap event yang di selenggarakan oleh Universitas.

Selanjutnya para peserta di berikan pemahaman tentang  bagaimana membangun komunikasi dan bernegosiasi dengan melakukan tehnik-tehnik lobbying secara baik, dalam menciptakan sebuah peluang usaha atau menyelenggarakan sebuah event, tentunya tidak akan terlepas dari komunikasi negosiasi dan melakukan lobby-lobby agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.


Permainan di mulai dengan membagi peserta menjadi 4 kelompok, setiap kelompok mendapat tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh facilitator. Instruksi yang diberikan adalah 3 kelompok dari 4 kelompok ini memiliki seorang permaisuri yang sedang sakit keras. Dan hanya bisa sembuh bila obat-obatan yang diramu dicampur dengan semangkuk darah domba, sepotong jantung domba dan segelas susu domba. Sementara Domba yang dibutuhkan hanya ada 1 ekor dan di miliki oleh kelompok 4. Sementara dana yang tersedia hanya tinggal terbatas, jadi setiap kelompok membutuhkan dana untuk pengobatan selama masa perawatan dan membeli domba tersebut. Kelompok 4 ini pun karena hanya memiliki 1 ekor domba dan sudah tidak punya uang lagi, berencana menjual domba tersebut dengan harga setinggi-tingginya. Namun mengingat domba ini hanya satu dan di perebutkan oleh 3 kelompok yang berkepentingan serta mengkhawatirkan penyakit tersebut pun menjalar kewilayah kelompok 4, maka kelompok 4 pun jadi merasa berkepentingan untuk mempertahankan domba tersebut.

Permainan menjadi seru karena seluruh peserta terlibat dalam permainan negosiasi ini, waktu yang disediakan oleh peserta 2,5 jam pun berlalu dengan cepat dan terasa begitu menyenangkan. Dan yang terpenting adalah, dengan tanpa memberikan pemahaman yang sangat teoritis, seluruh peserta dapat mengakhiri permainan negosiasi ini dengan mendapatkan insight baru, bahwa dalam bernegosiasi bisa di lakukan dengan berbagai cara, bahkan tidak sedikit yang menghalalkan berbagai macam cara demi tercapainya tujuan tersebut.


  

Selasa, 08 Maret 2011

Introducing Neuro-Logical Level : Persiapan UAN VS Demam Justin Bieber

Bulan April menjadi bulan yang penuh penantian dan bulan harap-harap cemas bagi seluruh Masyarakat Indonesia.

Di bulan April 2011 ini, bukan hanya di peringati sebagai hari Kartini tetapi yang tak kalah spektakuler adalah rencana datangnya Artis muda berbakat Justin Bieber ke Indonesia, dan konon menurut beberapa sumber media elektronik, tiket JB sudah habis terjual.  

Sementara di Bulan yang sama, dan tanggal yang tidak jauh berbeda, sedang berlangsung Ujian Akhir Nasional (UAN) bagi siswa pelajar SMA dan SMP, hmmm.... sebuah fenomena yang seharusnya menjadi keprihatinan bangsa ini dan menjadi perhatian para event organizer yang lain untuk tidak membuat jadwal yang bersamaan dengan jadwal UAN, disaat generasi muda bangsa ini seharusya fokus mempersiapkan UAN namun ada segelintir pelaku bisnis siap meluluhlantahkan prestasinya demi menuhankan seorang JB. Pertempuran antara kebahagian sesaat dengan investasi masa depan sedang berlangsung. Mungkin akan berbeda jika di jadwalkan di bulan Juni atau Juli baangkali ya...., tapi sekali lagi apapun kondisinya bisnis harus tetap berjalan kan...? :)

Hei...hei... apa hubungannya ya topik kali ini dengan NLP? Ya... jika di lihat sepintas memang tidak ada hubungannya antara UAN, JB dan NLP. Yang menarik dan kemudian menjadi berhubungan adalah didalam NLP kita akan belajar mengenai perubahan prilaku seseorang. Perubahan yang dimaksud tidak hanya membahas tentang prilaku lahiriah saja, tetapi juga beberapa hal penting yang mendasari terjadinya perubahan prilaku tersebut. Perubahan bisa terjadi didalam tata nilai seseorang, bahkan perubahan bisa terjadi karena sesuatu hal yang meyakini dirinya yang tersimpan di pikiran bawah sadar bahkan tanpa disadari kita sadari. Representasi batin kita menjadi penentu prilaku dan bisa mempengaruhi kita pada tingkatan yang berbeda pula. 

Menurut seorang Antropolog, Ilmuwan Sosial, Cyberneticist Gregory Bateson (1904-1980), yang kemudian diadaptasi oleh Robert Dilts dan mempopulerkan Neurological Level dalam salah satu materi di NLP mengatakan bahwa ada 6 tingkatan neurologis yang berhubungan satu sama lain di dalam setiap pemikiran manusia. Dimulai dari tingkatan terendah yaitu Lingkungan (environment). Kemudian Prilaku (Behaviour), Kemampuan (Capacity), Belief (Kepercayaan), Identitas (Identity) dan level tertinggi adalah Spiritualitas (Spirituality).


Ketika seseorang mempunyai pemikiran yang berbeda dan tidak kongruen satu dengan yang lain, yaitu perbuatan dan perkataan, maka akan dengan sangat mudah terjadinya konflik batin dalam dirinya (misalignment).


Bagi sebagian anak muda yang sedang menggandrungi JB sebagai superstar, mereka rela merogoh kantongnya lebih dalam demi mendapatkan 1 tiket masuk nonton JB, yang kalau ndak salah harga tiketnya mencapai 1juta rupiah. Sebuah harga yang sangat mahal untuk ukuran pelajar tentunya. Namun karena keinginan yang sangat besar tadi, maka mengeluarkan uang sebesar itu adalah kepuasan yang tak ternilai bagi mereka. Mereka rela memangkas habis-habisan jatah uang jajan agar bisa nabung demi seorang JB, Padahal kalau di tilik lebih lanjut, dari cara industri menciptakan market yangbertujuan merubah perilaku seseorang tersebut siapa yang paling di untungkan? Tentu saja mereka para pencipta pasar.

Alih-alih menciptakan sebuah hiburan bagi para remaja Indonesia dan layak di hargai mahal, padahal dengan disadari malah membuat para remaja kehilangan skala prioritas antara mempersiapkan diri menghadapi UAN dengan nonton JB. Ironis banget kan....?

Namun harus dikatakan, bahwa sesungguhnya tidak ada yang salah ketika para remaja tadi berusaha untuk bisa nonton JB, selain kedatangannya tidak setiap saat, secara financial pun mereka mampu dan orang tua mendukung. Dan yang terpenting adalah tidak mengganggu konsentrasi mereka dalam menghadapi UAN.

Masih ingat dengan tulisan saya tentang The Map is Not The Territory? Apa yang saya tuliskan disini adalah sebuah perspektif, lesson learnnya adalah jika nonton JB berbanding lurus dengan hasil UAN, kenapa tidak? Toh bisa dianggap sebagai apresiasi atas kerja keras mereka mempersiapkan UAN.

Selanjtnya secara bertahap, kita akan mengenali apa-apa saja yang menyebabkan seseorang bisa merubah prilakunya karena sesuatu. Dari tulisan awal ini, mudah-mudahan bisa menjadi pembuka awal dalam mempelajari dan mengenali Neuro-Logical Level seseorang, sehingga ketika kita menginginan adanya perubahan prilaku dari seseorang, kita sudah memahami serta mengenali orang tersebut sedang berada di level mana dan dengan cara apa kita merubahnya.

khusus NLL kita bahas lebih detail di tulisan berikutnya.... 

Senin, 07 Maret 2011

People Are Always Making The Best Choice They Have


Haloha friend....!! Sudah selesaikah membaca bagian pertama tulisan saya tentang The map is Not The Territory? Kita lanjutkan ya membahas materinya... :)

Salah satu presuposisi yang menjadi favorit saya di selama belajar NLP adalah, People Are Always Making The Best Choice They Havesetiap orang selalu membuat keputusan yang terbaik menurutnya saat itu. Ahaaa...., pasti sedang mengingat-ingat ya, sudah membuat keputusan terbaik apa saat itu hayyyoooo...:)

Contoh, saya menemukan seorang anak siswa SMA dari keluarga berada yang sudah mulai enggan datang ke sekolah sampai kemudian anak itu total tidak mau sekolah lagi. Pertanyaannya adalah, salah kah anak itu? Jawabnya tentu saja tidak, meskipun seluruh dunia memakinya ketika dia sudah membuat keputusan untuk tidak lagi bersekolah, maka saat itu keputusan tersebut adalah benar menurutnya. Jika di kemudian hari timbul penyesalan atau tidak, hal tersebut merupakan konsekwensi dari sebuah keputusan.

Masih ingat tentang The Map is Not The Territory? Ketika peta internal anak ini adalah sekolah sebagai bagian yang memberatkan dalam hidupnya atau anak ini sudah tidak memiliki semangat belajar lagi hingga kemudian berani mengambil resiko berhenti sekolah, itu merupakan bagian dari minimnya pemahaman atau peta internal anak ini tentang output dari sekolah sangat sedikit atau kecil.  

Jumat, 04 Maret 2011

The Map is Not Territory

Dalam sebuah pelatihan, ada seorang peserta yang menceritakan kepada saya tentang perasaannya yang merasa seperti hidup sendiri, di saat banyak masalah semua orang terdekatnya justru malah menjauh.

Sebuah cerita yang menarik menurut saya, dan cerita seperti ini tentunya tidak hanya dirasakan oleh orang tersebut. Saya yakin di luar sana juga banyak orang yang akan berkomentar seperti itu disaat sedang sendiri dan mengalami masalah. Didalam NLP (Neuro-Linguistic Programming) kita akan belajar tentang struktur dan konten. Dan melalui tulisan ini secara bertahap kita akan mendiskusikan bagaimana cara membedakan struktur dan konten ini, sehingga memudahkan bagi kita dalam menganalisa sekaligus menyikapi berbagai hal yang mungkin mengganggu pikiran kita dalam keseharian.

Salah satu presuposisi (pra-anggapan) dalam NLP adalah The Map is not the Territory. Peta bukanlah wilayah sesungguhnya. Kembali kepada cerita diatas, apa yang di katakan oleh peserta tersebut telah menginformasikan kepada kita bahwa seolah-olah dia hidup sendiri, seolah-olah hanya dia yang punya masalah, seolah-olah semua orang tidak perduli dengan dirinya terbukti dia merasa semua orang menjauh dari kehidupannya.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah benar dia hidup sendiri, apakah benar hanya dia yang punya masalah, apakah benar semua orang menjauh. Apakah ini adalah persepsinya yang sesuai dengan realita sesungguhnya atau ini adalah caranya menterjemahkan sebuah realita yang justru bukan sesungguhnya?

Ahaa...! sepertinya sekarang anda sudah mulai bisa mengenali perbedaannya. Benar sekali, apa yang di katakan nya hanyalah sebuah persepsi yang bukan realita sesungguhnya. Dalam mengelola informasi yang datang dari luar, seseorang dapat menterjemahkan di pikirannya dengan caranya masing-masing.
Keterbatasannya dalam memahami sebuah peristiwa membuat seseorang jadi mudah membuat sebuah kesimpulan yang tidak tepat, dikatakan tidak tepat karena kesimpulan itu sudah di generalisasi, dihilangkan dan dihapus dari peristiwa yang sesungguhnya.

Keterbatasan mengelola sebuah informasi inilah yang menyebabkan seseorang kemudian menjadi berdaya atau bahkan tidak berdaya. Jika di hubungkan pada cerita di atas, karena keterbatasannya tersebut ia menjadi tidak berdaya dalam  mengelola emosinya sehingga ia mengambil kesimpulan bahwa ia sendiri menghadapi masalah. Woooww.... ternyata mengelola informasi yang datang dari luar secara tidak tepat mampu merubah prilaku seseorang, luar biasa banget ya?!!

Ok, sekarang kita bisa mulai melanjutkan membicarakan tentang bagaimana mengelola struktur dan konten secara tepat. masih mengambil contoh cerita di atas, Bahwa dia punya masalah, itu adalah benar dan tidak bisa di hilangkan atau di hapus. Contoh detail, seorang anak tinggal kelas. Kenyataan bahwa anak itu tidak naik kelas adalah benar dan tidak bisa dirubah atau di hapus, kenyataan anak itu tidak naik kelas adalah konten atau isi. Lalu bagaimana cara kita menerjemahkan adalah struktur atau bungkusnya atau kemasannya.
Kita mungkin sering membeli obat batuk, membaca komposisi atau isinya dan fungsinya adalah sama sebagai pereda batuk, tapi merek dan kemasannya hampir bisa dipastikan berbeda-beda.

Merubah struktur dengan mengambil hikmah positif dari anak yang tidak naik kelas adalah memberikan pengertian kepada anak dan orang tua bahwa masih ada kesempatan memperdalam beberapa mata pelajaran yang tertinggal, meningkatkan komunikasi yang kurang lancar, kehilangan waktu 1 tahun lebih baik dibandingkan kehilangan kesempatan berkomunikasi yang sehat di dalam keluarga. 

Ok, kembali ke presuposisi The Map is Not The Territory ini, sekarang anda pasti sudah lebih memahami perbedaannya. Mengambil makna positif dari sebuah peristiwa adalah sebuah proses internal control yang memberdayakan diri sendiri. Sementara mengambil sikap merasa sendiri dan marah-marah yang tidak karuan ke anak bahkan sibuk mencari-cari kesalahan, adalah sebuah internal control yang justru membat seseorang menjadi tidak berdaya. 

Sabtu, 19 Februari 2011

Class Room Management (bagian 1)

Para guru di Sekolah Alam Madani International - BSD
"duh gimana ya miss, di kelas saya anak-anaknya seneng ngobrol, bercandaaa melulu, kalau guru menerangkan sering di abaikan, sudah di kasih tahu berulang kali untuk belajar lebih tenang dan mengurangi kebiasaan ngobrolnya... tetap aja ngobrol, gimana ya solusinya agar anak-anak mau belajar dengan lebih tenang dan suasana belajar kondusif...." keluh salah seorang guru sekolah Alam Madinah School di daerah BSD yang berkesempatan mengikuti pelatihan Class Room Management.

Keluhan seperti ini bukan saja di rasakan oleh para guru-guru di sekolah Alam Madinah School, tapi juga di rasakan oleh banyak guru lain. Dalam pelatihan saya tentang Class Room Management, saya selalu menyarankan untuk memanfaat setiap kondisi  agar menjadi bermanfaat, bukan hanya untuk guru tetapi juga untuk siswa.

Salah satu cara yang saya sharingkan kepada mereka adalah dengan menyiapkan salah satu topik untuk di jadikan bahan diskusi. Sebagai contoh, mata pelajaran Olah Raga, saya minta guru menyiapkan salah satu materi tentang olah raga, seumpama olah raga kasti.



Setelah anak membentuk kelompok, minta mereka untuk mendiskusikan tentang olah raga kasti dalam waktu 10 menit (usahakan tidak lebih dari 10 menit, dengan tujuan memaksa anak untuk lebih focus terhadap topik yang di bahas dan maksimal 15 menit) kemudian mereka diminta menyebutkan 7 hal yang berhubungan dengan olah raga kasti tersebut, jika ada jawaban yang sama dengan kelompok lain, minta mereka untuk menemukan 1 hal baru tentang olah raga kasti yang belum digunakan oleh kelompok lain. Jika tidak juga menemukan 1 hal baru tersebut, maka kedua kelompok yang sama tersebut akan mendapat sangsi berupa pengurangan penilaian sebanyak 2 point, seumpamanya.

Dengan menggunakan metode ini, guru akan menjadi sangat terbantu sekali, selain anak akan lebih mudah mengingat dan paham, suasana belajar jadi terasa lebih menyenangkan dan tidak membosankan, kesukaan anak untuk mengobrol pun menjadi tersalurkan dengan baik tanpa anak dipaksa untuk diam mendengarkan guru menjelaskan, waktu belajar pun menjadi lebih efektif, demokratis, anak pun menjadi lebih kreatif.

Di pelatihan Class Room Management yang saya sampaikan, guru di tuntut untuk menjadi lebih kreatif dari biasanya. Kemampuan guru dalam hal menciptakan suasana belajar yang kondusif serta menyenangkan hati bagi para siswa menjadi begitu penting.

Class Room Management adalah sebuah pelatihan yang mengajarkan kepada para guru tentang bagaimana mengelola suasana belajar mengajar menjadi lebih kondusif dan menyenangkan, tidak menggunakan kekerasan, bahasa-bahasa yang kasar baik tersirat maupun tersurat. Dengan menggunakan tehnik NLP (neuro-linguistic programming)  pelatihan ini terbukti mampu membawa perubahan dalam suasana belajar mengajar menjadi lebih terarah, kondusif dan menyenangkan.


Termasuk di dalamnya adalah kemapuan mengelola gaya bicara baik dengan murid dan wali murid serta rekan sejawat. Dalam teori komunikasi di kenal komunikasi verbal dan non verbal, verbal terdiri dari 7% kata-kata, 38% tonality atau intonasi dan non verbal 55% adalah bahasa tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah serta tarikan nafas.

Rabu, 19 Januari 2011

Menyatukan tata nilai

SMA Katholik Santo Yoseph
Menyatukan Value sekolah dengan value siswa merupakan barometer yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar. 

Values merupakan tata nilai seseorang yang ditanamkan oleh orang tua sejak masih dalam kandungan hingga dewasa. Tidak hanya orang tua, bahkan tata nilai bisa di pengaruhi oleh faktor lingkungan seperti sekolah, rumah ibadah dan lingkungan rumah. Values menjadi begitu penting karena menentukan arah motivasi setiap individu.

Beberapa contoh individual values :
Menerima, menginspirasi, dicapai, cerdas, Sadar, Luas, Indah, Pemimpin, Berani, Penuh kasih, Tenang, Termotivasi, Taat, Terorganisir,Tersambung, Asli, Bekerjasama, Bersemangat, Sabar,Kreatif, Damai, Tegas, Tanggap, Setia, Gigih, Disiplin, Main-main, Diskriminasi, Siap, Terbuka, Energik, Ulet, Antusias, Hormat, Bersemangat, Bertanggung jawab, Ahli, Pengambil Risiko, Puas, Fleksibel, Masuk Akal, Sensitif, Mengerjakan, spiritual, Murah Hati, Spontan, Anggun, Kuat, Bersyukur, Bahagia, Bijaksana, Harmonis Menyeluruh, Humoris, Percaya, Mandiri, Niat, Wawasan, Bijaksana.


 Dengan memahami tata nilai seorang siswa, menjadi sangat mudah bagi para guru dalam mengetahui arah motivasi dari siswanya. Sehingga ketika terjadi ketidak sepahaman tata nilai, seorang guru dapat dengan mudah mengembalikan kondisi atau menyamakan perbedaan tersebut sehingga terjadi sinergy yang luar biasa dalam proses pencapaian tujuan.


Memahami tata nilai seseorang
Mengindentifikasi tata nilai sangat mudah untuk di lakukan oleh seorang guru, namun pada saat mengidentifikasikan tata nilai siswa, lakukan secara bersama tata nilai diri sendiri. Caranya pun sangat mudah, kenali 10-15 hal yang dianggap sangat penting dalam kehidupan, sesuai dengan keyakinan atau dianggap prinsip. Setelah selesai mengidentifikasikan tata nilai tersebut, susun berdasarkan urutan teratas hingga paling bawah.